Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Larasati mengira, Ki Nanang sudah mendapatkan penanganan di rumah sakit. Tidak disangka ayah mertuanya sudah menghadap Ilahi terlebih dahulu. 

"Bu ... bagaimana caranya menyampaikan salam untuknya. Sementara Bapak pun turut menyertai kepergianmu."

Hancur lebur dunia Larasati. Kedua orang yang disayanginya pergi untuk selama-lamanya.

Jadi ini arti mimpi ibu mertuanya? Jadi ini maksud pesta yang sering dikatakan ayah mertuanya? 

Bukan!

Bukan ini yang diinginkan Larasati. Bukan!

Bagaimana caranya menjelaskan semuanya kepada Muslih? Bahwa kedua orang tuanya telah tiada. 

Pantas saja Ki Nanang mendekap dan mencium plastik berisi pakaian terakhirnya. Pakaian berwarna putih. Kain kafan yang membungkus tubuhnya di akhir hayat. 

*

*

*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun