"Capek, Pak?" tanyanya.Â
"Enggak, kok. Bapak lagi menikmati udara di sini. Ini kenangan terakhir, besok Bapak sudah tidak ke sini lagi," ucapnya dengan nada bersedih.Â
"Ya, kan, lebaran! Ngapain Bapak masih cari kayu?"
Ki Nanang terkekeh kecil. "Benar katamu."
Keduanya pun melanjutkan perjalanan sampai ke rumah. Kayu yang di bawa Larasati diletakkan dan dikumpulkan dengan kayu sebelumnya.Â
Ki Nanang membersihkan diri dan bersiap-siap pergi ke masjid. Dirinya tidak ingin melewatkan salat jamaah. Begitu juga dengan istrinya. Perempuan 80 tahun itu sudah bersiap-siap mengenakan mukena warna putih yang telah memudar. Setelah siap keduanya pun berjalan beriringan menuju masjid.Â
Setelah salat, biasanya keduanya akan menyalami para jamaah yang akan pulang ataupun yang masih duduk-duduk di masjid.Â
"Maafkan saya, ya. Kalau saya punya salah."
"Sampeyan tidak ada salah, Mbah. Setiap hari minta maaf, kok," kata seseorang diantara mereka.Â
Keduanya hanya menanggapi dengan senyuman.Â
"Besok saya sudah tidak di sini lagi. Mau pulang pergi jauh nggak mungkin, kan, ketemu kalian?" ujar Ki Nanang.Â