"Ibu sampai lupa. Ibu minta maaf ya, kalau selama ini menjadi mertua yang kejam. Atas nama orang tua Muslih, kami minta maaf. Karena dia belum membahagiakan kamu sama anak-anak." Kedua mata teduh milik perempuan 80 tahun itu berkaca-kaca.Â
"Sudah saya maafkan jauh hari sebelum Ibu meminta maaf. Ibu nggak usah ngomong macam-macam lagi."
"Ya, mumpung masih hidup," ucapnya lagi.
"Iya, Bu."
*
*
*Â
Kalimantan, 23 Oktober 2006
Matahari mulai terbit tampak bersinar lebih terang dan menghangatkan. Seluruh anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing.Â
Muslih berdagang seperti biasanya. Ni Sariah menemani cucu kesayangannya yang masih kecil. Sementara itu, Larasati membuat kue-kue kering untuk lebaran.Â
"Tidak usah repot-repot, Laras. Bikin capek badan aja." Ki Nanang menegur menantunya.Â