Hari-hari telah dilalui tidak terasa sudah memasuki bulan puasa ke-20. Tidak seperti biasanya Ki Nanang begitu sibuk pergi ke kebun. Memanen terong yang ditanamnya atau mencari kayu bakar.Â
Sore itu, Larasati gelisah karena Ayah mertuanya tidak kunjung pulang. Padahal matahari mulai senja dan dekat lagi berbuka puasa.Â
"Kemana Bapak, ya?" gumamnya.Â
"Susul bapak, Ras. Kok lama sekali di kebun? Ini sudah mau mendekati buka!"
Larasati mengangguk dan segera pergi ke kebun. Perempuan itu menitipkan anak bungsunya pada ibu mertuanya.Â
Larasati menyusuri jalan setapak dan melewati jembatan yang terbuat dari sebatang pohon yang dibelah menjadi dua.Â
Sesampainya di kebun perempuan 30 tahun tersebut tidak menemukan ayah mertuanya di sana. Lantas, dia tidak menyurutkan langkah mencari Ki Nanang.Â
"Pak!"
Tidak ada sahutan.Â
"Bapak dimana?!"
"Pak!"