Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam mimpi, rumah Larasati terendam banjir. Semua orang menyelamatkan diri, tetapi Ibu mertuanya menolak untuk dievakuasi. Di dalam mimpi tersebut Larasati berusaha menolong Ni Sariah. Berusaha menggapai tangan perempuan 80 tahun itu. Setelah saling menggenggam Ni Sariah tidak bisa berjalan mengikuti langkah menantunya. 

"Ayo, Bu! Keluar dari sini nanti kita tenggelam!" seru Larasati.

"Kaki Ibu tidak bisa digerakkan, Nduk! Kamu saja yang keluar temui suami dan anak-anakmu biar ibu di dalam sini."

Kemudian genggaman tangan mereka terlepas membuat Larasati tersadar dari mimpi buruknya.

"Astagfirullah! Mimpi." Larasati mengusap wajahnya yang dipenuhi keringat. 

"Kenapa mimpinya selalu berulang-ulang dan selalu sama?" batinnya. 

Mimpi itu pun terulang lagi di dalam tidur Ni Sariah. Perempuan 80 tahun itu merasa bingung bahkan dia takut untuk tidur. Takut mimpi berputar lagi seperti sebuah kaset film yang diputar di layar lebar. 

*

*

*

Puasa Ramadhan ke 22. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun