Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nanti kamu repot. Lagian nanti ada acara kita mengadakan pesta."

Lagi-lagi soal pesta. Entah pesta apa yang dimaksud.

"Pesta apa, Pak?"

"Ya, pesta. Nanti juga kamu bakalan tahu." 

Kalimat ayah mertuanya membuat Larasati semakin bingung dia tidak bisa memecahkan teka-teki yang selama ini membelenggunya. Kedua mertuanya selalu mengatakan akan ada pesta di kemudian hari. Namun, sampai saat ini Larasati belum juga tahu pesta yang dimaksud. 

Pernah suatu hari, Ni Sariah meminta maaf dan berpamitan kepada semua tetangganya.

"Mau pulang. Nanti ada yang menjemput."

Hal ini membuat Larasati dan Muslih beranggapan jika salah satu saudarinya menjemput kedua orang tuanya. 

"Mungkin sudah uzur jadi pikun. Namanya juga orang tua apa yang diucapkan pasti berulang-ulang seperti ketika kita masih kecil dulu," ujar Muslih pada istrinya kala itu. 

"Tapi ini lain Mas, tingkahnya!" elak istrinya. 

"Tidak usah dipikirkan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun