Perempuan yang sibuk di dapur itu melongokkan kepalanya di ambang pintu tengah.Â
"Ada kok, Bu. Nastar berisi selai nanas itu empuk. Tidak perlu dikunyah!" serunya seraya kembali ke dapur.
Ni Sariah menyentuh kaca lemari.Â
"Nanti buka puasa aku mau nyicipin. Lebaran kayaknya nggak sempat."
Keduanya saling berpandangan. Ki Nanang merangkul pundak istrinya ke dalam pelukannya.Â
Setelah melepaskan perlengkapan salat di badan mereka. Keduanya pun melipat dan menyimpan di atas lemari. Tinggi lemari hanya sebatas dada mereka.Â
Ki Nanang meraih plastik hitam yang disimpan di dalam lemari. Dia menciumnya.
Kedua matanya berkaca-kaca. Kemudian dia meletakkan kembali bungkusan plastik hitam itu di tempatnya.Â
*
*
*