Mohon tunggu...
Nazwa Nabillah
Nazwa Nabillah Mohon Tunggu... Dokter - Nazwa

Nazwa Nabillah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keberuntungan Ada Padaku?

7 Februari 2021   10:55 Diperbarui: 7 Februari 2021   11:54 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siap laksanakan komandan." Jawabku. Lalu ayah pergi ke kamarnya.

Aku hanya ingin sebentar  menonton siaran televisi untuk menghilangkan penat. Walaupun televisi ku bukan seperti televisi orang-orang yang di tempel di dinding. Televisiku hanya kecil dan berbentuk tabung. Acara siaran yang kini ku tonton yaitu seorang anak yang sukses dari keluarga yang dapat di katakan tidak mampu  yang bisa membawa orang tua pergi berangkat umroh dari hasil tabungan dan jualannya serta keahliannya dalam memainkan musik biola yang begitu indah bagi orang yang mendengarnya. Dalam cerita siaran televisi itu dia sebagai anak satu-satunya pasti ingin membuat  kedua orang tuanya bahagia. Walaupun dengan usaha yang kerja keras terlebih dahulu dan banyak hinaan terhadapnya tapi dia bisa membuktikan bahwa dia mampu dan bisa. Aku jadi tergerak akan perjuangannya pasti aku juga bisa seperti dia walaupun dari keluarga yang tidak mampu. Apalagi aku sebagai anak pertama dan seorang  kakak yang akan menggantikan tulang punggung keluarga ketika Ayah sudah tua nanti dan harus membiayai adikku. Aku juga ingin menjadi contoh yang baik untuk Almira dan membahagiakannya.

Sambil menonton siaran tersebut aku jadi membayangkan bagaimana kelak nanti aku meraih kesuksesan dan bisa menjadi insiprasi juga untuk semua orang serta membawa keluargaku ke kehidupan yang lebih layak. Ah membayangkannya saja sungguh indah semoga angan-anganku menjadi kenyataan.

Setelah puas menonton aku mematikan televisi lalu bergegas pergi ke kemar mengikuti nasihat Ayahku . Jika  dilanggar aku sendiri yang malu kalo ketauan  Almira,karena tadi juga aku yang menyuruh Almira untuk tidak tidur terlalu malam .


Bagian  2
Sekolah

Pagi yang cerah mengiringi hari ini, sinar mentari yang hangat dan penuh kelembutan meresap dalam tubuh. Pemandangan yang indah ku lihat di depan mata. Disana Ayah sedang berceloteh ria bersama Almira sambil persiapan untuk pergi ke kantor dan sekolah.

" Selamat pagi Ayah, Almira." Sapaku kepada keduanya.

"Selamat pagi juga abang." Jawabnya bersamaan.

"Ayo kita sarapan dulu." Ajak ayah kepada kami

" Lets go." Jawab Almira sambil manarik tanganku menuju meja makan.

Menu makan hari ini seadanya hanya dengan nasi goreng dan telur dadar. Jangan salah masakan Ayahku  ini juaranya. Selain  harus mengurus pekerjaan Ayahku selalu menyempatkan memasak di pagi hari untuk sarapan anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun