Mohon tunggu...
Nazwa Nabillah
Nazwa Nabillah Mohon Tunggu... Dokter - Nazwa

Nazwa Nabillah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keberuntungan Ada Padaku?

7 Februari 2021   10:55 Diperbarui: 7 Februari 2021   11:54 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh mereka bertiga adalah sahabat terbaik masa SMA ku mereka tidak pernah memandang dalam status pertemanan walaupun mereka adalah orang yang berada tetapi mau bergaul dengan siapa saja. Lalu kami bergegas untuk masuk ke kelas yaitu kelas 12 MIPA 3 dimana semua murid yang berada disitu kumpulan orang-orang pintar atau bisa dikatakan kelas 12 unggulan SMA Pelita Harapan ini.

Teman sebangku adalah Allan dia teman pertamaku ketika menginjakkan kaki di SMA ini, dan kita segugus waktu itu dalam massa pengenalan lingkungan sekolah. Ketika pembagian kelas ternyata kita satu kelas.

Flashback on.

Ketika aku menginjakkan kaki di sekolah ini jujur aku bingung dan minder karena tidak ada satupun teman SMP yang bersekolah disini. Karena sekolah Pelita Harapan ini bisa dikategorikan dalam sekolah elit akupun masuk kesini karena mendapatkan beasiswa. SMP ku yang dulu merupakan sekolah biasa saja. Saat semua siswa-siswi dikumpulkan di lapangan aku melihat ada anak yang sedang berkelahi, karena aku ingin tahu jadi memutuskan untuk melihatnya dan mencoba untuk meleraikannya.

"Waahh apa-apaan ini main dorong-dorong." Ucap salah satu siswa yang sedang berkelahi. Yang tidak diketahui namanya karena bisa aku lihat dia bukan siswa yang baik dilihat dari cara berpakainya.

"Heh aku tidak akan memulai jika kamu tidak mulai." Ucap siswa yang  satunya masih dengan tersulut emosi.

"Sudah-sudah ingat ini di sekolah dan pertama kali masuk sudah berkelahi saja. "Ucapku mencoba meleraikannya.

"Wih ada yang so jadi pahlawan kesiangan ini." Ucap cowok yang tadi tersulut emosi yang aku lihat dari name tag nya bernama Dimas.

"Bukan so jadi pahlawan ingat kalian masih ada di lingkungan sekolah." Ucapku dengan tenang.

"Omong kosong." Lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Akhirnya perkelahian itu selesai dan setelah semuanya kembali kondousif, dan pergi ke lapangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun