"Ayah semangat kerjanya ya abang tunggu dirumah." Ucapku sambil mengepalkan tangan ke atas.
"Siap abang." Ucapnya.
"Assalamualaikum Ayah." Ucapku dan Bunda.
"Waalaikumsalam." Ucap Ayah  sambil melambaikan tangan.
Diperjalanan aku dan Bunda sambil mengobrol lagi hal-hal yang menyenangkan. Aku selalu berdo'a semoga keluargaku selalu bahagia.
Hingga beberapa tahun kemudian aku mempunyai adik perempuan yang merupakan sosok malaikat kecil. Dengan mata yang sipit dan berkulit putih. Menurutku dia lebih mirip ke Bunda. Bagaikan pinang di belah dua. Dia adalah Almira Putri Bramantyo.
Tahun demi tahun yang telah dilewati keluargaku semakin harmonis. Adik kecilku semakin bertumbuh besar. Ayah masih bekerja di ladang dan Bunda menjadi ibu rumah tangga serta membimbing anaknya ketika belajar.
Hingga suatu hari Bunda jadi selalu izin pergi keluar. Jujur, aku sangat heran melihat sikap Bunda tiga bulan terakhir ini. Bunda jadi lebih baik sekali tapi juga sering pergi. Aku tak tahu ke mana perginya. Selain itu, akhir-akhir ini juga Ayah terlihat sedih terus. Aku bingung, apa yang sebenarnya terjadi?
Malam harinya ketika aku baru mulai tidur dan terlelap, ada yang menggoncang tubuhku hingga terbangun. Ternyata Ayah yang membangunkan.
"Abang jaga ade,ya. Besok pagi setelah sholat shubuh, Ayah sama Bunda mau pergi. Gak lama kok." Ayah mencium keningku.
"Ayah mau kemana sama Bunda?" Tanyaku bingung.