"Baik kalau begitu kami akan berdiskusi kembali lagi dan mohon maaf atas kekeliruan ini." Ucap panitia yang tadi mengumkan kejuaraan.
"Dan untuk peserta sepuluh besar mohon maaf kembali ke tempat masing-masing terlebih dahulu."
Akupun kembali duduk disamping bu Darti.
"Apa yang dibilang ibu benarkan kejujuran akan segera terungkap." Ucapnya.
"Iya bu, tapi aku heran siapa yang udah melempar kertas itu ke arahku." Tanyaku dengan heran.
"Kita tunggu pasti akan disebutkan oleh panitia." Ucap bu Darti
Â
"Sebenarnya ibu tahu Ar bahwa yang melakukan semua itu Rangga teman satu sekolahmu sendiri cuma tidak bisa bilang karena tidak ada bukti dan akhrinya ibu menyuruh panitia untuk melihat CCTV diruangan itu." Ucap bu Darti dalam hati.
Flashback on.
Bu Darti sedang jalan-jalan di sekitaran jendela sambil memantau Arkan yang sedang mengerjakan. Tetapi fokus bu Darti teralihkan di satu titik yaitu di bangku Rangga. Terlihat dia sedang sibuk mempersiapkan sesuatu.
"Sedang apa ya anak itu." Ucapnya dalam hati.
Â
Bu Darti terus memperhatikan Rangga sampai dia menulis sesuatu di kertasnya.Lalu diremukkan dan dia melihat sekitar terlebih dahulu karena posisnya yang strategis membuat Rangga lebih mudah  melemparkan kertas itu ke arah bangku Arkan, tanpa ada yang melihat karena semua sedang fokus dalam pekerjaannya.
"Sungguh licik sekali anak itu." Heran bu Darti.
Flashback off.