"Tapi Almira rindu kasih sayang dari Bunda bang." Ucapnya sambil menunduk.
"Kalo Almira rindu sama Bunda jangan lupa berdo'a ya semoga Bunda cepat pulang dan berkumpul lagi sama kita."
"Iya pasti bang." Ucapnya yang langsung memelukku erat dan aku pun membalasnya.
"Almira harus jadi anak yang hebat nanti kalau Bunda pulang pasti bangga sama kamu."
"Tapi kapan ya Bunda pulang." Ucapnya dengan pandangan kosong ke depan.
"Secepatnya pasti Bunda  pulang untuk melihat putri cantiknya ini."
"Aamiin semoga cepat pulang tapi Almira udah hitung 5 tahun Bund  gak pulang ke rumah. Sampai pernah Almira dikatain kalo Almira sudah gak punya ibu karena tidak pernah lihat lagi Bunda ke sekolah. Dan diantar." Ucapnya sambil menunduk.
"Liat abang Almira jangan denger apa kata orang. Mendengarkan ucapan orang yang tidak baik membuat kita sakit hati mereka kan gatau apa-apa tentang kita." Ucapku sambil menghadapkan tubuhnya.
Almira hanya menggaguk dan sedikit demi sedikit air matanya mengalir membasahi pipinya. Hatiku terasa sakit seperti tertusuk jarum, kasian melihat Almira kurang kasih sayang dari sosok ibu. Ya benar bunda  sudah 5 tahun pergi dan belum pulang juga. Tepatnya ketika Almira masuk kelas 2 sekolah dasar mungkin.
Bagian 3
Pelukkan Bunda
Flashback on.
Â
Hari itu seperti hari biasa yang aku dan Bunda lalukan berbelanja di pasar. Ketika sedang melihat-lihat, aku menemukan mainan kecil yang lucu. Hanya saja harganya sangat mahal, sayang sekali. Tapi aku sangat menginginkannya.