Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah menikmati makanan yang terdiri dari nasi putih, daging ayam, tempe yang diracik, mie, dan sayuran, ratusan temannya yang lain datang. Ratusan temannya itu langsung menyeruak di depan dan samping rumah duka. Mereka datang belakangan bisa jadi mereka santai dalam mengayuh sepeda.

Seiring kedatangan ratusan teman yang melayat ke rumah Dewi, pihak keluarga berkehendak segera mempercepat proses pemakaman. Tak lama kemudian, dari rumah duka keluar keranda mayat yang diselimuti kain hijau yang bertuliskan huruf arab yang lafadz-nya berbunyi Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Keluarnya keranda dari rumah duka membuat suasana menjadi haru. Banyak di antara mereka sedih sebab Dewi adalah anak yang baik dan ramah.

Setelah didoakan oleh Pak Modin, keranda itu langsung diusung menuju ke kuburan. Para pelayat, langsung mengiringi jenazah itu. Di sepanjang jalan, lantunan doa dikumandangkan tak putus-putusnya. Iring-iringan pembawa jenazah itu menyusuri jalan desa, ladang, sawah, dan kebun dilalui.

Dari kejauhan, kuburan itu sudah terlihat. Kuburan itu berpagar pohon hidup, di tengahnya tumbuh pohon besar. Di area itu puluhan orang tengah duduk berkerumun. Mereka menunggu jenazah yang hendak dimakamkan. Lubang kubur itu digali oleh para warga yang sejak tadi pagi berada di tempat itu. Di lubang kubur itulah yang akan menjadi tempat peristirahatan untuk selamanya buat Dewi.

Iring-iringan pembawa jenazah pun memasuki kuburan itu. Setelah melewati beberapa makam, keranda itu tiba di dekat lubang kubur. Selanjutnya diturunkan tepat di sampingnya. Isak tangis terdengar di tengah ratusan orang. Mereka adalah keluarga Dewi. Mereka menangis sebab sebentar lagi akan berpisah untuk selama-lamanya.

Setelah keranda teronggok di samping lubang kubur, kain warna hijau yang menyelimuti dibuka. Begitu tersingkap, sesosok mayat membujur dengan diselimuti kain kaffan putih bersih. Pak Modin pun membacakan doa agar jenazah, ahli kubur, diberi keselamatan selama berada di alam yang baru, alam setelah dunia.

Pak Modin pun meminta para pelayat untuk membaca Surat Yassin dan Al Fatihah. Suara dengung terdengar saat para pelayat membaca doa-doa itu. Begitu doa selesai diucapkan dari ratusan mulut, tiba-tiba terdengar suara adzan. Adzan dikumandangkan untuk mengantarkan jenazah dimasukkan ke liang lahat.

Usai adzan, beberapa orang langsung membopong mayat itu. Sebab mayat itu perempuan, maka di atas lubang kubur dibentangkan kain untuk menutupi. Kain itu merupakan hijab terakhir kalinya buat sang mayat perempuan. Di lubang kubur sudah ada beberapa orang. Mayat itu selanjutnya disodorkan kepada orang yang berada di lubang kubur dan oleh mereka secara perlahan direbahkan secara perlahan-lahan dalam liang lahat. Liang lahat itu selanjutnya ditutup dengan papan kayu. Begitu liang lahat tertutup papan kayu, orang-orang yang berada di lubang kubur naik ke atas.

Para penggali kubur langsung mengayunkan cangkulnya untuk memindahkan tanah yang berada di sekitarnya masuk ke lubang kubur. Secara perlahan tanah mulai menguruk lubang itu. Sobar berada di tepi kubur itu. Salah seorang penggali kubur tahu ada anak Samiun sang penggali kubur berada tak jauh darinya. Penggali kubur itu langsung menyapa, "Bar ayo bantu." Sobar terperanjat disapa oleh salah satu penggali kubur. Dirinya berpikir siapa orang itu kok hafal dengan dirinya.

"Kamu anaknya Samiun to," ujar penggali kubur itu sekali lagi,

Sobar secara reflek mengangguk mengatakan iya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun