"Ojo ngapusi, iku ora apik, jangan berbohong, itu tidak baik," kata yang tidak percaya.
      "Aku lak tonggo cedak karo awakmu, saya kan tetangga dekat denganmu, masak tidak mendengar kalau kamu menikah."
      Ada yang percaya dan tidak akan status hubungannya dengan Siti Nurjanah, diacuhkan oleh Samiun. "Biarlah mereka omong apa saja yang penting saya bahagia bisa hidup bersama Siti Nurjanah."
      "Kehamilan istri saya membuat saya bahagia."
      Sejak perempuan yang disebut istrinya itu hamil, Samiun tambah semangat bekerja. Ia giat bekerja agar bisa memberi makan pada istrinya secara lebih. Kehamilan istrinya tentu membutuhkan asupan makanan yang tak biasa, perlu makanan tambahan, buat tubuh Siti Nurjanah dan janin yang dikandung.
      Samiun tak sekadar berjualan buah kelapa di pasar namun dirinya juga sering duduk di pintu gerbang kuburan orang China, ngebong. Di tempat itu bersama penggali kubur yang lain menunggu kalau ada orang Pecinan yang meninggal dunia. Bila ada orang Pecinan yang meninggal dunia maka mereka diberi pekerjaan menggali lubang kubur. Dari situ mereka akan diupah. Hasil upah dari menggali liang lahat di ngebong lumayan buat menambah pendapatan sehari-hari. Apalagi kalau yang meninggal adalah orang China yang kaya, pemilik toko besar, upahnya bisa dua kali lipat.
      Ketrampilan yang diperoleh Samiun, dalam menggali kubur, diperoleh saat dirinya dipaksa membuat lubang untuk mengubur puluhan orang-orang PKI dan simpatisannya yang dibantai. Pada massa-massa genting, tahun 1966, menggali lubang kubur dilakukan bukan hanya sekali namun beberapa kali di tempat yang berbeda.
      Saking semangatnya mencari uang, Samiun bahkan menawarkan kepada warga desa bila membutuhkan tenaga sambatan, tambahan, untuk menggali kubur kematian warga meski diupah tak seberapa. Dirinya sudah senang bila menjadi penggali kubur warga desanya sendiri meski diupah nasi dan lauk pauk serta sayuran. Upah itulah yang akan dibawa pulang untuk disantap bersama Siti Nurjanah.
      Warga desa kurang membutuhkan tenaga penggali kubur bayaran sebab bila ada yang meninggal, mereka gotong royong menggali kubur. Mereka bekerja dengan ikhlas. Warga desa sudah merasa bahagia saat nasi untuk makan dikirim setelah mereka menyelesaikan pembuatan liang lahat.
      Selama menunggu masa kelahiran anaknya, dalam doa, Samiun meminta agar buah kelapa yang dijual  laku semua bahkan terlintas harapan darinya mudah-mudahan besok dirinya bisa menggali kubur lagi terutama kubur buat orang-orang China. "Semua rejeki itu untuk membiayai kelahiran anak saya," demikian doa yang dipanjatkan.
***
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134