Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

            Keranjang yang sebelumnya disesaki buah kelapa sekarang dipenuhi oleh barang belanjaan Pak Tedjo. Di keranjang itu ada beras, sayuran, minyak goreng, dan telur. Keranjang itu digotong dengan pikulan yang berada di pundak. Saat menuju ke pasar, keranjang itu terasa berat, sekarang terasa ringan. Tak heran bila Pak Tedjo jalannya terlihat santai.

            Langkahnya yang panjang membuat pasar itu semakin jauh ditinggalkan. Di sebuah jalan yang sepi, Pak Tedjo melihat di depan ada 4 orang. Mereka ada yang duduk-duduk di sebuah bongkahan batu besar, ada pula yang berdiri. Pak Tedjo tak mempunyai firasat buruk. Ia terus melangkah.

            Saat ia dekat dengan keempat orang itu, Pak Tedjo menjadi cemas sebab mereka menghadang. Dilihat wajah mereka satu persatu. Ia mengamati lebih seksama satu dari keempat orang itu. Wajah pria yang satu itu terlihat pendek, kate, mata sipit, dan kulit kuning. Pak Tedjo menyimpulkan bahwa pria itu adalah orang Jepang.

Pada masa itu tanah Jawa sedang dikuasai oleh tentara Jepang. Kehadiran mereka awalnya disambut baik oleh warga kampung dengan gembira sebab mampu menyingkirkan tentara Belanda namun lama kelamaan kehadiran orang-orang kate itu membikin masyarakat resah. Mereka tidak hanya berbuat brutal tetapi juga suka mengambil apa saja yang berada di sawah dan ladang masyarakat.

            "Maaf saya numpang lewat," ujar Pak Tedjo kepada empat orang tadi.

            "Siapa namamu?" tanya salah seorang di antara mereka.

            "Tedjo," jawabnya dengan nada datar.

            "Pekerjaan kamu?" orang itu bertanya lagi.

            "Petani kelapa," Pak Tedjo menjawab kembali.

            Mendengar jawaban itu, orang Jepang memandang dengan seksama. Dilihat seluruh badan Pak Tedjo dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sorot mata tajam dari orang Jepang sepertinya menginginkan Pak Tedjo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun