Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****

Sudah dua tahun Sobar umurnya. Meski dua tahun, tubuh anak itu terlihat bongsor. Saat belum menginjak usia 2 tahun, Sobar terlihat kuat minum susu ibunya. Makanan tambahan yang diberikan pun dilahapnya dengan antusias.

Suatu hari, menjelang maghrib, Siti Nurjanah duduk di ruang tengah. Di sampingnya, Sobar tergeletak tidur. Bayi mungil itu sepertinya terlelap. Hening suasana membekap rumah itu. Semilir angin sore terkadang menggoyangkan daun-daun yang berada di luar. Suasana desa yang sudah sepi bertambah lengang ketika awan hitam mulai terlihat punggungnya.

Tatapan Siti Nurjanah kosong. Wajahnya beku. Dirinya membisu, diam, tak bergerak. Bila tubuhnya mematung, lain halnya dengan jiwanya. Sel-sel pikirannya seolah sedang bertarung kuat. Entah apa yang menyebabkan sel-sel pikirannya itu tersulut.

 "Aku sebenarnya siapa?" sebuah pertanyaan muncul dalam otaknya.

"Siti Nurjanah atau Sarmini?"

"Ibuku Raden Ayu Sulastri dan ayahku Raden Mas Sumoko memberi namaku Sarmini."

"Aku pun bergelar Raden Ayu Sarmini."

"Tetapi mengapa aku menjadi Siti Nurjanah?"

"Oh tidak."

"Nama itu bagus tetapi belum masuk dalam hatiku."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun