Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di taruh di ember saja," ucap Samiun.

Sarmini langsung menuju di mana ember itu berada. Selanjutnya ia duduk tak jauh dari Samiun. Samiun senang Sarmini duduk di dekatnya. Rasa laparnya berkurang saat ada perempuan cantik di sampingnya. Meski demikian perutnya terus menandakan perlu diisi. Tahu dirinya tidak sendiri, Samiun langsung menawari makan, "mari makan dulu."

"Tapi sayur dan lauknya seadanya."

Sarmini tersenyum menerima tawaran itu. Ia tidak mengatakan iya namun mengangguk. Samiun mengambil nasi, sayur, dan tempe selanjutnya memberikan sajian itu pada Sarmini. Selanjutnya Samiun mengambil sendiri nasi putih, sayur, dan lauk yang ada di depannya. Sebab mereka lapar, kedua orang itu menikmati makanan yang ada meski sederhana.

***

            Malam menjelang larut. Di ruang tengah ada Samiun dan Sarmini. Mereka tengah berbincang dengan serius. "Tadi siang aku sedang menyaksikan pembunuhan orang-orang," ungkap  Samiun.

            "Para penjanggal itu membunuh dengan keji."

            "Setelah dibunuh mereka dibuang begitu saja di sungai."

            "Di antara mereka mungkin ada suami dan mertuamu."

            Mendengar cerita yang demikian Sarmini hanya diam. Sepertinya tak ada raut kesedihan ketika disebut suami dan mertuanya menjadi korban penjanggalan itu. Ia tak bersedih sebab dirinya tak mencintai suaminya.

Sarmini hanya berpikir pada masa itu hanya ada dua pilihan, membunuh atau dibunuh. Pria yang sempat menjadi suaminya itu juga pernah melakukan hal yang sama, melakukan pembunuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun