Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samiun membuat susu itu untuk memberi asupan pada anaknya. Setelah sibuk di dapur, dirinya kembali ke ruang tengah. Dilihat, anaknya sudah bangun, ia menggerak-gerakkan kaki dan tangan. Samiun merasa senang sebab anaknya tidak menangis. Dihampiri dan seketika itu pula, dot disusupkan dalam mulut mungil itu.

Mulut mungil bayi itu langsung merespon. Disedotnya kuat-kuat susu yang berada di botol itu. Perasaan nyaman saat melihat anaknya menikmati susu buatannya. Pikirannya kembali penasaran siapa sosok perempuan itu. Keinginan untuk melihat siapa ia kembali hadir. "Tapi bagaimana dengan anak ini?" tanyanya dalam hati.

"Tidak mungkin saya tinggal sendiri."

Samiun merenung, mau dibagaimanakan anaknya itu. Tiba-tiba ide cerdas muncul dalam otaknya. "Iya, iya, aku titipkan pada Mbah Nah Saja," ucapnya. Ia segera membopong anak itu. Bergegas kemudian menuju rumah Mbah Nah. Rumah yang tak jauh dari kediamannya itu ditempuh dalam waktu singkat.

Sesampai di rumah Mbah Nah, pintu masih tertutup. Diketuknya pintu kayu itu. Tak ada respon sehingga diulang. Setelah diketuk beberapa kali, terdengar suara orang melangkah. "Krieettt....," begitu bunyi pintu itu dibuka.

"Eh kowe to le, Eh kamu to," sapa Mbah Nah dengan ramah.  

"Iya mbah," balas Samiun dengan tersenyum. Setelah berbasa-basi, selanjutnya ia menceritakan apa yang terjadi, mulai dari istrinya yang menghilang hingga mendengar berita ditemukan sesosok mayat di jurang. Untuk itu dirinya ingin menitipkan anaknya agar ada yang menjaga selama dirinya pergi ke balai desa untuk melihat siapa mayat itu.

Mendengar ungkapan itu, sepertinya Mbah Nah merasa prihatin hingga membuatnya mengatakan, "ya nggak papa anakmu dititipkan di sini."

"Kita masih saudara jadi jangan khawatir pada anakmu selama di pangkuanku."

"Ya mbah, matur suwun, terima kasih," balas Samiun.

"Kalau begitu saya jalan ya mbah ke balai desa," ujarnya sambil menyorongkan anaknya ke Mbah Nah. Setelah anak itu berada dalam bopongan Mbah Nah, Samiun langsung bergegas meninggalkan tempat itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun