Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di mana Sobar?" tanya Pak Modin dengan sedikit kesal.

"Katanya pagi-pagi sudah berada di sini tapi kok belum muncul."

"Tanpa dia pembongkaran kuburan tak akan jalan."

Di saat gundah gulana menunggu Sobar, tiba-tiba pria itu terlihat batang hidungnya. Ia muncul dengan memanggul cangkul. Melihat hal yang demikian, semuanya senang. "Maaf terlambat," ujar Sobar.

"Anak dan istri tadi masih mau ditemani."

Apa yang dikatakan itu dimaklumi oleh mereka, sebab pada malam itu semua warga cemas sebab beredar kepercayaan ada pocong gentayangan.

"Ya sudah kalau begitu kita berangkat," ujar Pak Modin.

Puluhan orang itu bersama menuju kuburan di mana Pak Ramelan di istirahatkan untuk selama-lamanya. Setelah menempuh jalan-jalan yang menyusuri desa, tibalah mereka di pintu gerbang kuburan. Di depan pintu gerbang, perasaan mereka was-was dan khawatir bercampur dengan rasa takut. Pikirannya mereka, makam itu sudah rusak karena jenazah bangkit dari kubur.

"Sebelum masuk ke kuburan mari kita berdoa dulu," ujar Pak Modin. Apa yang dikatakan itu membuat rasa tenang. "Assalamu'alaikum ya ahli kubur....," sapa Pak Modin saat masuk ke dalam kuburan itu. Selanjutnya mereka bersama menuju tempat di mana Pak Ramelan dimakamkan.

Tiba di tempat yang dituju, semua menghela nafas lega sebab di makam itu tak ada tanda-tanda yang aneh. Gundukan tanah basah masih belum berubah. Hanya bunga-bunga yang ditabur kemarin tampak berserakan. Semua maklum sebab angin malam yang menebarkan bunga-bunga tiga warna itu.

"Silahkan Mas Sobar untuk menggali," kata Pak Modin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun