Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Mbok Siyo terlihat lemas setelah menghentakkan energinya untuk mendorong jabang bayi mbronjol dari badannya. Mukanya basah oleh keringat dingin yang mengucur meski demikian terlihat rasa bahagia di mukanya.

****

            Di hari ketujuh kelahiran anak Mbok Siyo, di rumah itu terlihat puluhan orang berkumpul. Ada yang tua, muda, anak-anak, laki-laki dan perempuan menyesaki rumah yang tak begitu besar itu.

            Di hari ketujuh Mbok Siyo dibantu oleh saudara dan para tetangga mengadakan slametan, syukuran, atas kelahiran anaknya yang pertama dengan selamat. Berkat bantuan saudara dan tetangganya maka saat syukuran terhidang daging ayam, kulupan, telur, serta jajanan pasar. Makanan seperti itu merupakan makanan yang mewah dan langka sehingga para warga sangat berharap bisa ikut merayakan.

            Setelah semua warga berkumpul di ruang tengah, Pak Kiai mendoakan agar jabang bayi dan acara slametan itu bisa mendapat berkah dari Gusti Allah. Setelah doa dibacakan, Pak Kiai menghaturkan sambutan, "saudara-saudara semua. Malam ini kita berbahagia sebab bisa mengadakan slametan hari ketujuh lahirnya anaknya Mbok Siyo."

            "Mudah-mudahan anak pertama ini bisa menjadi anak yang sholeh."

            "Tapi ngomong-ngomong namanya siapa?" Pak Kiai berbisik kepada Pak Kero yang berada di sampingnya. Pak Kero glagapan. Ia tidak tahu siapa nama anak itu, bisa pula memang anak itu belum dinamai. Ia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju ke belakang mencari Mbok Siyo. Sampai di belakang, dicarinya perempuan itu, toleh kanan dan kiri tak ditemukan.

            "Mencari siapa kang?" tanya Mbah Tondo begitu melihat Pak Kero kebingungan.

            Melihat Mbah Tondo, ia langsung mengatakan, "mencari Mbok Siyo. Pak Kiai menanyakan nama anak itu."

            "Oalah, ia lagi menyusui," ujar Mbah Tondo dengan santai.

"Kalau begitu kamu tunggu di sini. Aku tanyakan pada dia siapa nama anaknya itu."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun