"AKU AKAN MEMBUATMU BERAKHIR SEPERTI ADIKMU!"
Bugh! Bugh! Bugh!
"SALAH SENDIRI IKUT CAMPUR URUSAN ORANG!"Â
Vivi jatuh terduduk di lantai, Hasan yang merasa sudah menang kini menghentikan serangannya.Â
"Hahahaha! cuma segitu kekuatanmu Hasan?"
"Aku tidak akan mati sebelum aku bisa membalaskan dendam Chika." Ucap Vivi yang masih terduduk dilantai dengan tatapan kesetanan.
Hasan yang panik buru-buru hendak memukulnya lagi, namun dengan cepat Vivi tangkap serangan itu. Hasan berusaha menarik tongkat baseballnya tapi susah karena Vivi menggenggamnya sangat kuat.Â
Vivi mulai bangkit dari duduknya, hanya dengan sekali remas, tongkat baseball itu remuk. Kini api biru yang lebih besar dari sebelumnya menyelimuti tubuh Vivi. Warna matanya pun bukan biru lagi melainkan berubah menjadi putih. Dengan cepat ia melesat kearah Hasan dan meninju wajahnya.
BUGH!
Hasan terpelanting ke tembok, hidungnya patah dan mengeluarkan darah. Belum ada sedetik Vivi sudah ada di hadapan Hasan lagi.
"AKANKU PASTIKAN KAU MERASAKAN APA YANG ADIKKU RASAKAN BAHKAN LEBIH, HASANN!!!"