"Apakah itu sangat berbahaya?" Tanyanya lagi.
"Tentu saja sangat berbahaya, seperti kataku tadi. Saat kau sudah mengumpulkan bukti-bukti dan mengetahui wajah si pelaku, sebisa mungkin kau tahan amarahmu nak. Jangan gegabah dan menyentuhnya, cepat-cepat lah kembali."
"Tapi bagaimana caraku untuk pergi kesana?"
Altazar teringat sesuatu lalu mengeluarkan gelang emas dari sakunya. Gelang emas itu sangat cantik, terdapat ukiran-ukiran lambang yang sama sekali Vivi tidak tahu. Ia lalu memasangkan gelang itu pada Vivi.
"WOW! gelang ini cantik sekali paman." Kagumnya sambil mengangkat dan memutar-mutarkan pergelangan tangannya.
"Itu alat agar kau bisa berteleportasi kemanapun. Agar lebih mempermudah dirimu, aku memberikan gelang ciptaan Aza ini."
Altazar meminta Vivi untuk melepaskan liontinnya.
"Nanti aku tidak bisa mendengarmu berbicara dong paman?" Tolaknya secara halus.
"Tenang saja nak, dengan gelang itu kau juga bisa mendengarku berbicara."
Tanpa banyak bicara, Vivi menyerahkan liontinnya. Altazar lalu membuka kurungan batu aquamarine yang berbentuk Heksagon itu lalu menempelkannya pada alat berbentuk bundar tadi. Tak lama cahaya yang amat terang keluar dari batu aquamarine itu. Cahaya itu membentuk sebuah pintu cahaya.
Setelah terbuka, Altazar mencabut batu itu kembali dan memasukkannya pada kurungan liontin dan memberikannya lagi pada Vivi.