"Aza, ayah sangat merindukanmu Nak." lirih Altazar.
Vivi yang mendengar lirihan Altazar tersenyum tipis, pasti Altazar menganggap dirinya adalah anaknya. Lantas Vivi membalas pelukan Altazar dengan hangat. Altazar sedikit tersentak saat Vivi membalas pelukannya, ia tersenyum lalu semakin memeluk erat Vivi. Dalam pejamnya, Altazar menganggap orang yang dia peluk adalah Aza.
Setelah beberapa lama akhirnya Altazar melepas pelukannya.
"Terima kasih." Ucapnya.
"Paman tidak perlu berterima kasih, kehilangan seseorang yang sangat berharga di hidup kita memang menyedihkan. Kita harus saling menguatkan satu sama lain."
"Sudah jangan bersedih, Aza di atas sana pasti tidak suka jika Ayahnya menangisi dirinya."
Altazar mendongkak keatas langit yang berbintang lalu mengangguk, memeluk Vivi sudah cukup melepas rasa rindunya pada Aza.
"Ngomong-ngomong paman ingin membantuku untuk apa?"
"Untuk mencari keadilan."
"Keadilan?"
Altazar bangkit dari duduknya dan berdiri tegap di hadapan Vivi lalu mengangguk.