Mohon tunggu...
Ratu Prameswari
Ratu Prameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nelangsa

2 Maret 2022   03:25 Diperbarui: 2 Maret 2022   03:31 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aza, ayah sangat merindukanmu Nak." lirih Altazar.

Vivi yang mendengar lirihan Altazar tersenyum tipis, pasti Altazar menganggap dirinya adalah anaknya. Lantas Vivi membalas pelukan Altazar dengan hangat. Altazar sedikit tersentak saat Vivi membalas pelukannya, ia tersenyum lalu semakin memeluk erat Vivi. Dalam pejamnya, Altazar menganggap orang yang dia peluk adalah Aza.

Setelah beberapa lama akhirnya Altazar melepas pelukannya.

"Terima kasih." Ucapnya.

"Paman tidak perlu berterima kasih, kehilangan seseorang yang sangat berharga di hidup kita memang menyedihkan. Kita harus saling menguatkan satu sama lain."

"Sudah jangan bersedih, Aza di atas sana pasti tidak suka jika Ayahnya menangisi dirinya."

Altazar mendongkak keatas langit yang berbintang lalu mengangguk, memeluk Vivi sudah cukup melepas rasa rindunya pada Aza.

"Ngomong-ngomong paman ingin membantuku untuk apa?"

"Untuk mencari keadilan."

"Keadilan?"

Altazar bangkit dari duduknya dan berdiri tegap di hadapan Vivi lalu mengangguk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun