Vivi hanya membalasnya dengan tawa kecil.
"Iya ada, penyebab masalahnya adalah anda pak. Gara-gara anda saya jadi berantem!" Gumam Vivi dalam hati.
"Jika kalian ada masalah, cepatlah selesaikan. Tidak baik loh jika keluarga saling bertengkar satu sama lain yah Nak."
"Iya pak, saya akan segera menyeselaikannya."
"Kasian Chikanya, dia sedih karena kakaknya." Ucap Pak Hasan.
Vivi hanya mengangguk dan menyelesaikan remedialnya. Dalam hati ia mengomel, bagaimana bisa Pak Hasan tau jika Chika sedang bersedih? kekesalan Vivi muncul kembali, di balik senyum yang ia tunjukkan pada orang dengan julukan Guru tertampan se-SMAN 1 Chakra Natta ini ada amarah yang menggebu-gebu.
"Bapak juga kelihatannya cukup dekat yah dengan adik saya."
"Ah, cuma perasaan kamu saja kali." Ucapnya tersenyum tipis.
"Masa sih Pak cuma perasaan saya? kok saya sering yah liat Bapak sama adik saya di taman pulang sekolah?"
Ucapan Vivi membuat Pak Hasan diam seketika, sepertinya karena emosi jadi Vivi keceplosan. Vivi juga kaget dengan apa yang dia ucapkan. Tamat sudah riwayat Vivi, Pak Hasan pasti mengira dia menguntit mereka. Namun sedetik kemudia Pak Hasan tertawa-tawa.
"Sepertinya Bapak tau kenapa kalian bisa berantem."