Suara Pak Hasan membuat Vivi kaget. Ia lalu mengembalikan topeng tersebut ke tempat semula.
"Maaf Pak, saya lancang melihat-lihat barang pribadi bapak." Ucapnya tidak enak sambil memasukkan dua kantung kresek bagiannya.
"Sudah, tidak apa. Menurutmu bagaimana topeng itu?apa saya harus menggantinya?"
Vivi menatapnya bingung.
Menggantinya?
"Topeng itu bagus kok pak, sayangnya topeng itu patah jadi tidak bisa di gunakan."
Pak Hasan mengangguk,"Iya sayangnya itu patah, tadinya saya ingin memperbaikinya dengan mengelem bagian yang patah. Namun bagian yang patah itu hilang."
"Pasti bagian itu terjatuh disana."gumam beliau dengan raut wajah kesal.
Vivi hanya diam mendengar itu, ia sudah sudah dua kali mendengar gumaman tentang sesuatu yang hilang. Pertama di kelas saat jam pelajaran Pak Hasan dan yang kedua sekarang, saat dia membantunya. Tapi Vivi tidak ambil pusing omongan itu.
Setelah di rasa tugasnya selesai, Vivi berpamitan padanya dan memilih kembali pulang.
***