Ia mengambil minumannya dan menyuruh pelayan itu memegang bagian bawah gelas dan atas gelas.
"Gimana Mas?"
"Gimana apanya toh?" Tanyanya bingung.
"Es teh manis angetnya?"
"Wajar dong saya bilangnya es teh manis anget, orang teh ini atasnya dingin bawahnya anget."
Pelayan itu kaget mendengar jawaban Vivi. "Iya juga ya Mbak, kok saya gak kepikiran."
Pada akhirnya mereka berdua tertawa bersama karena pernyataan pintar Vivi, sebenarnya ini pernyataan bodoh atau pintar sih? di satu sisi ini terlihat pintar di sisi lain juga terlihat bodoh karena sampai membuat orang berdebat hanya karena teh manis dingin atau anget.
Saat sedang asik memakan sarapannya, tiba-tiba mata Vivi menangkap sosok yang tak asing baginya. Pria tampan dengan kaca matanya yang kini tengah berdiri didepan kasir terlihat sedikit kesusahan. Vivi pun cepat-cepat menghabiskan makanannya dan menghampiri Pria itu.
"Pak Hasan?" Sapanya, Pak Hasan yang di sapa langsung menoleh.
"Eh, Vivi."
Dibalik tubuhnya Pak Hasan, Vivi melihat 4 bungkus plastik besar yang berisi nasi kotak.