"Bapak seenaknya merengut sesuaru yang sangat berharga di hidup saya padalah saya tidak pernah merebut hal yang paling berharga buat bapak."
Hasan semakin dekat dengan meja itu, "Biar bapak jelaskan Viona, dengar dulu..."
"Tidak ada yang perlu di jelaskan, semuanya sudah jelas. Bapak lah pembunuh berantai yang kini sedang buron itu."
Sedikit lagi tangan Hasan menggapai tongkat Baseball.
Hap!
Bugh! Bugh! Bugh!
Dengan sekali tangkap, Hasan memukulkan tongkat baseballnya pada wajah Vivi sebanyak-banyaknya.
"MATI KAU BOCAH SIALAN! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAU MEMBONGKAR SEMUA KEJAHATANKU!"
Bugh! Bugh! Bugh!
"AKU AKAN MENGHILANGKAN SEMUA JEJAK! TERMASUK DIRIMU, AKU AKAN MENGHABISIMU VIONA!!" Teriaknya sambil tersenyum gila.
Vivi tak bergeming sedikit pun, walaupun wajahnya kini sudah berdarah-darah. Hasan sangat kuat sehingga Vivi kewalahan menahan serangannya.