"Kamu serius Ali? Ini mesin waktu?"
"Iya Raib, seperti yang ku bilang tadi, ini seperti mesin waktu. Tapi alat ini masih memiliki kekurangan."
Aku berjalan ke arah kursi aneh tersebut, telunjukku bergerak perlahan mendekat kearah helm silver. Tepat beberapa cm tanganku akan menyentuh helm tersebut, suara Ali membuatku berhenti seketika.
"Jangan seenaknya menyentuh benda milik orang, Seli. Kau tidak mau tiba-tiba hilang dan muncul di masa lalu hanya karena ceroboh menyentuh alat ciptaanku ini kan?"
Aku mengurungkan niat untuk menyentuhnya. Apa yang Ali katakan ada benarnya juga, kan tidak lucu jika hanya karena menyentuh helm silver bisa membuat kita tiba-tiba menghilang.
"Maaf Ali, kamu benar. Tidak lucu jika aku menghilang hanya karena menyentuh helm ini."
Raib terkekeh, "Dia hanya bergurau Sel, mana mungkin hanya dengan menyentuh helm bisa membuat kita menghilang."
Ali tertawa, dia berhasil membodohi ku dan bodohnya aku, bisa dengan mudah percaya pada ucapannya.
Balik lagi ke topik awal, aku tadi sempat mendengar bahwa alat ini masih memiliki kekurangan. Tapi jika di lihat secara kasat mata aku tidak dapat menemukan kekurangannya.
"Ali, tadi kamu sempat menyinggung alat ini tentang kekurangannya. Memangnya apa kekurangan alat ini?" Tanyaku penasaran.
Sepertinya bukan hanya aku saja yang penasaran dengan kekurangan alat ini, buktinya Raib juga sama penasarannya. Bisa terlihat dari raut wajah yang tiba-tiba menjadi serius.