Mohon tunggu...
Ratu Prameswari
Ratu Prameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Kisah Jenderal Hoegeng Iman Santoso di Masa Lalu

29 November 2021   22:23 Diperbarui: 29 November 2021   22:25 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengangguk, "Nah, di Yogyakarta Pak Hoegeng membentuk sebuah band Hawaian dan mendapat biaya hidup dari sana." Aku bercerita sambil memperhatikan Hoegeng kecil yang sedang sibuk mengejar bola. 

"Setelah dari Yogyakarta, beliau melanjutkan pendidikannya ke Recht Hige School atau dikenal dengan Sekolah Tinggi Hukum di Batavia. Kemudian masuk ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian atau disingkat dengan PTIK dan setelah lulus ia ditempatkan di Jawa Timur."

Ali bangkit dari duduknya sambil meregangkan tubuh, " Baiklah, itu sangat menarik. Ayo kita pergi ke destinasi berikutnya."

Aku dan Raib mengangguk, entah kami akan di bawa kemana lagi oleh lorong waktu yang menyebalkan itu. Seperti biasa aku selalu terlempar cukup kuat saat keluar dari sana, untung saja Raib selalu sigap menangkap tubuhku. Jika tidak, mungkin saja aku akan nyungsep kedepan. 

Kami tiba di depan lobby sebuah hotel yang lumayan megah, Ali melihat kembali peta 3D pada jam tangannya. Koordinator tersebut menunjukkan bahwa kami berada di Sumatra Utara. Banyak sekali satpam yang berjaga di halaman hotel ini.

"Kenapa kita ada di hotel ini? Kita tidak akan berlibur dan menginap disini bukan?" Tanya Raib. 

Aku menggelengkan kepala, "Tentu tidak akan Raib. Tapi seperti kejadian-kejadian sebelumnya, kita berpindah ke suatu tempat pasti tempat itu akan menunjukkan terjadinya sebuah peristiwa."

"Seli benar, sekarang tugas kira adalah mencari tahu apa yang akan terjadi di tempat ini."

Raib tampak bimbang setelah melihat banyak penjaga yang mondar-mandir di depan lobby hotel. Dia masih termenung di tempat sedangkan kami sudah berada di depan pintu lobby. 

Aku menghampiri nya dan menarik tangannya, "Ayolah Raib, tidak perlu takut begitu. Apa kau lupa? Kita kan tidak terlihat."

Setelah masuk, kami celingukan di depan resepsionis. Tidak tahu mau pergi kemana. Ada beberapa orang berpakaian rapih yang sedang asik ber duduk-duduk riya di kursi-kursi yang di sediakan hotel. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun