"Hey! Jangan mendiamkanku seperti ini dong." Rajuk Ali.Â
Aku tertawa melihat Ali yang merajuk, "Ada, Pak Hoegeng mengeluarkan semua perabotan itu dari rumahnya secara paksa dan di taruhnya di pinggir jalan. Hal itu membuat gempar seluruh kota Medan."
"Keren banget, dia tetap pada pendiriannya dan tidak mau menerima apapun."
"Kau benar Raib, dia sosok yang sangat hebat dan dia berani melawan jika ia merasa sesuatu hal itu tidak benar."
"Setelah sari Medan, Pak Hoegeng kembali ke Jakarta dan di tugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Direktur Jenderal atau Dirjen Imigrasi. Ada satu peristiwa unik yang mengangkut jabatan barunya itu."
"Kedua mata Ali berbinar-binar, ia terlihat sangat antusias. " Apa itu? Cepat katakan."
"Pak Hoegeng meminta istrinya, Mery untuk menutup toko kembangnya."
Mendengar itu membuat alis Raib dan Ali mengerut karena bingung.Â
"Apa hubungannya jabatan Dirjen Imigrasi dengan penutupan toko kembang?"
Aku tersenyum tipis, "Pertanyaanmu sama seperti apa yang Ibu Mertua tanyakan juga, Raib."
"Jawaban Pak Hoegeng adalah..... "