Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bangsat

12 Oktober 2014   03:01 Diperbarui: 28 April 2016   18:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAKSOM

Lalu bagaimana dengan niat dendammu? Ayah yang keparat harus di bayar dengan prilaku yang laknat, dan night club akan menjadi kiamat kecil baginya, akan mencoreng mukanya, bila anaknya yang selalu mengabdi menjadi laknat, seperti itu katamu.

RUQOYYAH TAK MENGGUBRISNYA, HANYA TERTAWA BERBAHAK-BAHAK KELUAR, TAK LAMA KEMUDIAN MAKSOM MENJADI MARAH BUKAN MAIN.

MAKSOM

Sialan, aku selalu menuruti pikirannya, tapi dia tak mengerti juga, nampaknya kita harus memaksanya.

FATIMAH

Benar sayang, sudah terlalu lama mencari cara dan berulang kali kita melakukannya, namun selalu gagal.

DURRAHEM

Sabar, tenang dulu.

MAKSOM

Bagaimana mesti kita bersabar, dia terlalu pintar untuk di kelabui. Aku kira kita harus memaksanya, karena ada saja hambatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun