"aku bilang juga apa, lebih baik kamu tadi istirahat di UKS,"
"iya maafkan aku sudah merepotkan banyak orang," jawabku dengan rasa bersalah
"yasudah lah wid santai aja, ehh btw tadi yang menggendongmu ke sini kk Dimas lho,"
"hahhh demi apa kamu Don?" tanyaku dengan  rasa tidak percya
"iya serius widya, itulah Muhammad Dimas Sudirman siswa kelas XI IPA1 dan sekaligus siswa paling berprestasi sepanjang sejrarah berdirinya sekolah ini,"
Sungguh tidak dapat aku percaya, ternyata orang yang menolongku tadi adalah Dimas, yahh Dimas yang beberapa minggu terakhir terus ada dalam pikiranku. Pendengaranku ternyata tidak meleset, aku pernah mendengar suara sepertinya, yahhh, tentu saja, itu adalah suara dimas yang menelponku beberapa minggub yang lalu. Bagaikan jatuh tertimpa berlian, meskipun raanya tetap bsaja sakit namun, ada kebahagiaan di balik itu semua.
"ayuk Don kita kembali ke aula, keadaanku sudah membaik,"
"yasudah ayuk wid, aku bantu kamu berdiri."
                  Episode 5
Aku merasa keadaanku sudah jauh lebih membaik di bandingkan beberapa menit yang lalu. Roti coklat dan teh hangat yang di berikan Dimas dapat memberikanku tenaga untuk melanjutkanaktivitas selanjutnya. Setelah upara selesai, semua siswa dan siswi baru berhamburan pergi memasuki ruangan aula. Sepanjang perjalananku menuju aula aku terus terpikir akan  sikap dimas yang begitu dingin, berbeda dengan dimas yang aku kenalai selama ini di media social.
"Wid, kenapa melamun aja,"