Begitulah kepanikan bang anton ketika mengetahui aku belum  pulang sekolah dan keberadaanku tidak ada di sekolah. Dengan penuh kebingungan dia terus mencariku dan mencoba menelpon orang-orang terdekatku sampai iapun tidak lupa menelpon Dimas.
"siang Dim?,"
" iya siang bang, ada apa ?,''
"kamu tahu keberadaaan widya?,"
"jam seginikan seharusnya dia sudah pulang buakn?,"
"tapi dia belum pulang dim,"
"dimana dia bang, aku sedang di Bandar Lampung mengikuti kompetisi,''
''yasudah aku lanjut cari widya dulu dim,"
Aku sudah tidak dapat menahan rasa perih yang ada di dalam lambungku. Ternyata  penyakit mag ku kumat dan pintu toilet tidak kunjung terbuka dan tidak ada satupun orang yang dapat membuka pintu. Penglihatanku mulai rabur dan menggelap, sedikit demi sedikit aku tidak dapat melihat apapun dan seluruh badan gemetar serta kaki tidak kuat menopang berat tubuhku lagi. Beberapa menit kemudian, tubuhku sudah tidak dapat berdiri tegak. Aku telah pingsan dalam toilet yang tidak begitu lebar.Â
      Bang anton akhirnya dapat menemukannku di dalam toilet dengan keadaan sudah tidak sadarkan diri, dia berupaya untuk membawaku ke rumah sakit terdekat agar aku segera mendapatkan pertolongan medis. Dia membobol pintu toilet bersama satpam sekolahyang berjaga di depan gerbang.
"akhirnya kamu sadarkan diri widya," ucap bang anton