Seperti biasa, setelah selesai sholat magrib,  aku dan keluargaku makan malam bersama. Namun, malam ini terasa suasana yang berbeda karena kursi yang biasanya ayah tempati kini kosong. Ayah sedang tugas keluar kota 6 bulan lamanya. Memang tidak terlalu lama untuk seorang tentara nasional Indonesia yang terkadang  bertugas hingga 1 tahun lamanya .  Suasana makan malam kami terasa sepi tanpa ayah, hanya ada aku, ibu,  dan abangku.
''bu, ayah kapan pulang sih?," tanyaku pada  ibu
''ayahmu baru pergi dinas 3 minggu sayang;'' jawab ibu
''ahh boah manja banget,'' Â ledek abangku.
''apa sih abang ikut-ikuta aja ,'' jawabku kesal.
Abangku bernama Muhammad Toni, dia adalah seorang abang tereseh sekaligus abang tersayangku. Aku memanggilnya bang Anton, kini dia sedang melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah semester 4. Aku hanya 2 bersaudara dengannya, dan boah adalah panggilan sayangnya untukku. Bang Anton memiliki sifat jahil, ceria, pintar, tapi ngeselin sukanya menjahiliku sampai aku menangis dibuatnya
''udah boah makan lagi, tuh nasi kamu  ntar  nagis dari tadi Cuma di aduk-aduk aja ,'' ucap bang anton
''ini lagi di makan lho,'' jawabku kesal
''dari tadi melamun aja, mikirin cowok ya?,'' jawabnya
''abang ishhh sok tau,'' jawabku semakin kesal
''udah ahhh jangan ganggu adekmu makan toni,'' jawab ibu