Mohon tunggu...
Widiana lestari
Widiana lestari Mohon Tunggu... Lainnya - widiananalestari'teacherAaaminnn"
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mahasiswi pend.sosiologi fis UNJ

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pesang Singkat Dimas S

1 Juli 2021   10:39 Diperbarui: 1 Juli 2021   10:46 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

          Widya Putri Affandi, yahh itulah nama yang cukup indah pemberian kedua orang tuaku. Akau memang lahir dan besar di Lampung, namun harus kalian ketahui bahwa aku tidak memiliki darah Lampung sedikitpun. Meskipun demikian, aku senang dan bnagga bisa lahir dan tumbuh di Lampung, dengan begitu aku bisa mengenal budayanya yang begitu indah nan memukai. Mulai dari tarian adat, makanan khas, bahkan pantai serta tempat wisatanya yang begitu indah.

         Sore menjelang malam, senja mulai menghilai meninggalkan langit yang begitu cerah di ganti oleh malam yang begitu gelap. Sudut kamar tinggalah aku seorang terpaku dalam lautan kebingunan. Apa yang terjadi sungguh aku tidak tahu. Apakah aku jatuh cinta kepadanya? Ohh mungkin. Rasa ini begitu indah untuk dirasakan dan begitu sulit untuk di mengerti.

"widya, tentukan pilihan jurusanmu baik-baik jangan sampai salah jurusan," pesan singkat dimas via whatsaps

Aku kaget malam-malam begini dia memberiku pesan singkat.

"aku tidak akan salah ambil jurusan, gak usah sok peduli dehh,"

"syukurlah, semua wanita bukannya senang di perhatikan?,"

"iyaaa.. tapi tidak darimu," balasku singkat

Sungguh aku memang senang dimas begitu padaku, tapi sejak kejadian pertama berjumpa aku sangat kesal padanya dan lebih aku memilihbersikap  cuek kepadanya agar tidak terlihat murahan meskipun aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Malam semakin larut, akhirnya aku istirahat di pulau kapuk yang damai ini. Esok paginya aku menjalankan aktivitas seperti biasa layaknya seorang pelajar. Aku bangun pagi, mandi, sarapan, dan berangkat sekolah di antara abang ku dengan mobil kesayangannya pemberian ayah. Tidak hanya aku, ibupun tidak kalah sibuknya, sebagai seoang guru dia harus membagi waktu antara seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua orang anak serta seorang guru sekolah dasar.

                     Sebenarnya kebutuhan kami sudah lebih dari cukup di penuhi oleh ayah yang berprofesi sebagai Tentara Nasional Indonesia. Namun, ibu lebih memilih untuk bekerja sebagai seorang guru Pegawai Negri Sipil di sekolah dasar yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Alas an ibu bekerja yaitu ia hanya ingin ilmunya yang ia peroleh dari pendidikan selama 16 tahun lamanaya bisa bermanfaat dan tidak sia-sia.

"widya sarapan dulu," ucap ibu

"gak deh bu aku belum mau sarapan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun