"banyak omong lo senior sialan,"
Dimas menghiraukan ucapan Abi begitu saja dan segera mengajakku untuk naik ke motornya,"
"ayuk widya kita pulang," ajaknya
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, spontan saja aku naik ke atas motor Dimas dan bebrapa detik kemudian motor melaju dengan cepat
"kita mau kemana?,"
"mau pulang lah, pake di tanya lagi,"
"kamu kan tidak tahu alamat rumahku,"
"tinggal kamu ucapkan saja apa repotnya,"
Motor terus melaju, sepanjang perjalanan aku menahan kesal akan sikap dimas yang susah di tebak dan dingin seperti es di kutub utara. Aku mencoba sabar dan tenang, bagaimanapun dia telah menolongku dua kali di hari ini. Mestinya aku berterima kasih  kepadanya, namun sikapnya yang dingin membuatku lebih baik diam saja. Beberapa menit kemudian, kami sudah sampai di rumah. Aku turun dari motor dan bergegas masuk.
"makasih banyak ya kk untuk petolongnnya hari ini,"
"sama-sama,"
Setelah terlontar ucapan terimak kasih dari bibirku, aku melangkah menuju pintu rumah namun,