"kalau begitu boleh dong kk bernyanyi sedikit untuk menghibur kami semua,"
"tentu saja dengan senang hati,"
Suara tepuk tangan bergemuruh mengisi setiap sela-sela ruangan aula. Sungguh tidak aku sangka pertanyaan gadis yang belum aku kenali itu bisa membuatku mendengarkan Dimas bernyanyi untuk yang pertamankalinya. Ternyata tidak hanya aku, banyak siswi baru di sekolahan ini yang mengagumi sosok dimas. Dimas sunghguh sangat tampan, di tambah dengan postur badannya yang dapat membuat kaum hawa terpesona . tidak lama kemudian dimas mengambil sebuah gitar dan bernyanyi.
"wahhhhhh merdu banget suaranya Wid,"
"ahhhh biasa aja sih Don, bagusan juga suaranya kucing di rumahmu,"
"gila kamu wid,"
Aku sungguh menikmati lirik demi lirik yang Dimas nyanyikan. Suara Dimas memang sungguh merdu dan indah untuk di dengar, maka tidak heran jika ia mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah dari para audien. Meskipun aku menyukai suara Dimas, tapi aku tidak semerta-merta memuji suaranya di hadapan Dona. Aku memuji di dalam hati karena ingin terlihat biasa saja di mata Dona meskipun aku mengaguminya.
"yahhhh bentar banget sih nyayi nya," ucap dona
"ya mau kaya mana lagi emnaggnya dia lagi konser,"
"kok jadi sinis begitu wid sama Dimas,"
"aku masih kesal aja dengan sikap dia sewaktu di Uks tadi,"