Begitulah isi dari pesan singkat Dimas yang membuatku begitu semangat untuk pergi sekolah di hari yang pertama ini. Aku langsung melakukan kegitan yang bikasa di lakukan seorang siswa yang akan pergi untuk bersekolah di pagi hari seperti mandi, memakai seragam sekolah, dan tidak lupa memakai sepatu pilihan bang Anton. setelah semuanya ku pakai, aku berdiri di depan cermin, ohh ternyata kini aku sudah berseragam putih abu-abu dengan rambut terurai.Â
"wahhh anak ibu cantik juga ternyata," ledek ibu dari balik pintu kamarku
"ahhh ibu  bisa aja mujinya,"jawabku malau
"sudah sana kamu sarapan dulu Widya," perintah ibu
"enggak deh bu, aku masih kenyang mau langsung pegi sekolah aja,"
Tanpa pikir panjang  aku langsung mencium tangan ibu dan lari pergi ke depan rumah menghampiri bang Anton yangb sudah menunggu di dalam mobil,"
"ayuk bang tancap lagi gasnya," perintahku sesampai di dalam mobi
"ehhhh maen nyuruh aja, kamu udah sarapan boahh?," Tanyanya
Tanpa pikir panjang aku langsung menjawab sudah bang. Tidak lama kemudian, mobil melaju dengan santi menghampiri sekolah impianku. Sepanjang perjalan menuju sekolah, aku terus terpikir akan sosok Dimas yang pastinya akan membuatku tidak bisa berkedip melihat dan mengaguminya. Akhirnya tibalah aku di depan pintu gerbang sekolah.
"sampai, udah cepet sana masuk sekolah yang bener," ucap bang Anton
Tanpa menjawab perkataannya ,aku langsung keluar mobil dan perlahan masuk ke dalam sekolah. Wahh sungguh sekolah yang indah penuh dengan pohon dan hiasan piala di sudut-sudut sekolah yang menandakan siswa siswi di sekolahan ini sangatlah berpretasi. Aku terus melangkah dengan rambut terurai dan rasa hati yang sangat kagum tercampur bingung harus masuk keruangan mana. Tiba-tiba kehadiranku di sambut oleh anak-anak osis yang sudah siap menyambut smua siwa-siswi baru untuk memasuki ruangan aula.