'' iyah enggapapa kok kak dimas, eh dimas  ,'' jawabku  malu
Malam itu adalah kali pertamanya aku mendengar suara Dimas via telpon, meskipun begitu aku yakin dia adalah seorang remaja yang sanagat baik dan  lembut. Aku memang belum pernah bertemu dengannya, namun aku sudah mempunyai kesimpulan bahwa dia remaja yang sangat pintar, terlihat dari beberapa gambar yang dia posting dalam media sosial miliknya,  dalam postingan tersebut terdapat beberapa gambar dia yang sedang menyerahkan piala dengan ukuran yang sanagt besar kepada seorang guru dalam suasana upacara bendera.
''widya, janagn lupa minum susumu di dapur sudah ibu buatkan;'' teriak ibu dari luar kamar.
''iya bu, nanti aku minum,'' jawabku kepada ibu setengah teriak.
Dimas menelpon tak lama, hanya sekitar 10 menit namun, dengan waktu yang begitu singkat sudah mampu membuatku terus memikirkannya dan berharap segera bisa bertemu. Tak lama dari itu, aku beranjak dari kamarku menuju dapur untuk meminum susu yang telah ibu buatkan untukku. Susu yang ibu buatkan telah habis aku minum setelah itu aku bergegas untuk kembali lagi ke kamar dan melanjutkan membaca novel sebelum tidur. Kurang lebih satu jam aku membaca novel hingga mataku lelah dan mengantuk sehingga membuatku memilih untuk segera mematikan lampu dan  tidur.
Tidak terasa, tahun ajaran baru  tinggal satu minggu lagi, dengan begitu aku akan segera berekolah dengan seram baru, sekolah baru dan tentunya teman-teman yang baru. Aku sudah bosan menghabiskan waktu libur hanya di rumah bersama ibu dan bang anton. Aku rindu ayah yang sedang dinas di luar kota. Hari ini hari minggu, aku di perintahkan ibu untuk segegra membeli perlengkapan sekolah bersama bang anton ke ibu kota provinsi lampung. Sebenarnya aku bisa saja membeli perlengkapan sekolah di pasar terdekat namu, ibu meminta agar aku membeli perlengkapan sekolah di Bandar Lampung dengan waktu perjalanan 3 jam lamanya dari kabupaten Tanggamus.
''Boahhhhhh banguunnnnn!!!!!!!,'' teriak bang anton dari luar kamar dengan menggedor pintu kamarku.
''nanti ahh bang, masih pagi,'' jawabku malas
''buruan bangum, mandi, sarapan boah'' teriaknya kembali
''satu jam lagindeh bang ahhhhhh,'' jawabku manja
Akhirnya bang anton kesal denganku yang tidak kunjung keluar kamar, bang Anton langsung saja masuk ke kamarku yang memang tidak terkunci dan menarik tanganku hingga aku terjatuh dari ranjang tempat tidurku,''