"setiba aku di rumah ternyata  sudah ada Dimas bersama bang Anton di ruang tamu,"
"ahh boah dari mana saja kamu,"
"nganter Dona bang,"
"kok asem gitu sih mukanya, ini ada  Dimas lho,"
Aku biasa saja melihat keberadaan Dimas hari ini, karena hal tadi yang terus mengganggu pikiranku.
"yasudah abang tinggal ya dim,''
"iya bang,"
Ketika bang Anton meninggalkan ruang tamu, akhirnya aku mencobauntuk bersikap seperti biasa dan mencoba menghilangkan segala pikiran negatif yang terus menggerogotiku. Karena bagaimanapun aku sangat mencintai Dimas dan tidak ingin membuat kedatangannya kecewa hari ini.
"kok diem aja wid ada apa?"
"gak ada apa-apa kok aku Cuma kecapean aja,"
"ini ada sedikit oleh-oleh dari Bandar Lampung untukmu,"