"Wid udah nentuin eskul apa yang akan kamu pilih?,"
"udah don, nanti setelah istirahat kita susun angket pemilihan eskul ya,"
"oke wid,"
Penampilan Semua estrakulikuler telah usai, eskul yang ada di smansaka semuanya patut di acungkan jempol. Semua begitu layak untuk di ikuti, apalagi eskul terpopuler yaitu basket yang dimas ikuti sudah sampai tingkat nasional mengikuti ajang kompetisi. Namun, aku tetap hanya memilih satu eskul saja. Jika di tanya mengapa aku memilih eskul paskibra, jawabannya karena aku ingin menjadi pemudi yang disipli, cinta tanah air dan sebagai perwujudan bela Negaraku dengan bangga mengibarkan bendera merah putih.
"ayuk wid kita ke kantin dulu," ajak dona.
"kuy lah don," Â kuy di sini berarti yuk
Ketika sesampainya aku dan dona di kantin, suasana di sana sangatlah ramai, meja-meja panjang terasa sesak dan bangku-bangku plastic tidak ada satupun yang bisa untuk aku dan Dona duduki. Kami bingung hendak duduk dimana dan memesan makanan apa karena suasana kantin sangat ramai. Aku bersama Dona hanya berdiri di sudut kantin dengan rasa bingung. Dari kejauhan terdengar obrolan sekumpulan wanita yang ternyata sedang memperbincangkan Dimas,"
"ewwww sumpah cin itu senior kita ganteng gila,"
"wahh luarbiasa gue sampe gak bisa berkata-kata mandangin muka dan postur tubuhnya yang menawan,"
"kalo gak salah dia anak dari salah seorang guru disini deh,"
"uhhh kebetulan tuh kita gebet dulu nyokapnya baru anaknya,":
"pokonya gue harus bisa macarin tu anak,"