"silahkan masuk dek," sapa seorang siswi yang memakai almamater berwarna biru yang menandakan dia adalah seorang anggota osis di SMA ini.
"iya kak terima kasih," jawabku singkat
Tanpa pikir panjang aku langsung saja memasuki ruangan aula yang sangat luas serta sudah tersedia ratusan kursi pelastik yang tentu saja di sediakan untuk semua siswa-siswi baru. Aku bingung harus duduk dimana karna aku belum menemukan kawan baru di sini, terlebih aku datang sangat pagi karna terlalu semangatnya aku untuk bersekolah hari ini. Namun, ketika aku sedang memilih akan duduk dimana, tiba-tiba ada seorang yang memanggilku
"hey Widya Putri Affandi,"
teriak seorang wanita dengan suara yang sudah tidak  asing lagi di telingaku. Ohh ternyata itu Dona, ya Dona Oktavia sahabatku sewaktu di SMP. Tidak lama kemudian kamu berdua bergegas mencari bangku yang paling nyaman untuk diduduki.  Akhirnya, kami memilih untuk duduk di bagian tengah yang menurut kami itu adalah tempat yang sangat strategis.
"ternyata kitas bisa satu sekolah lagi ya Don," ucapku senang
"iya nih, semoga bisa satu kelas lagi yan," jawab Dona tak kalah senangnya denganku.
Beberapa menit kemudian, ruanagn aula yang sangat luas ini terasa padat oleh ratusan siswa dan siswi yang tak kalah antusiasnya denganku. Namu, di tengah keramain, aku teringat kembali akan Dimas yang sedari tadi coba aku cari-cari.
"widyaaaa, widyaaaaa hey,"
"iiya ehh iya, kenapa Don," jawabku kaget
"kenapa sih aku perhatikan kamu melamun terus, emang ada apa sihh," Tanya dona yang sanagt penasaran.