Kk melati kembali terdiam.
"jawab kk,"
Jika memang kamu ingin mengetahuinya, besok hari minggu jam Sembilan aku tunggu di Pantai WiasataMuara Indah.
"baik kk,"
Aku pergi meninggalkannya karena sudah ada kepastian mengenai Dimas. Hari ini aku tidak melihat vDimas di sekolah, karena menurut Dona Dimas sedang mengikiti lomba pidato bahasa inggris di Bandar Lampung ibukota provinsi Lampung. Aku cemas karena Dimas pergi tidak memberitahuku. Tiba-tiba sesampainya aku di kelas, pesan singkat masuk.
"selamat siang widya, jangan lupa makan siangnya dan  do'akan aku yang sedang bertanding di sini,"
"selamat bertanding Dimas, do'a ku menyertaimu,"
Aku senang Dimas memberiku kabar akan keberadaanya sekarang. Meskipun keberangkatannya aku tidak mengetahui, aku merasa itu hal yang wajar karena mungkin dia sedang sibuk untuk mengurus segala keperluan selama berada di sana. Dengan datangnya pesan singkat Dimas beberapa detik yang lalu, sudah cujjup meyakinkanku bahwa aku adalah orang yang sepesial di hatinya.
Aku yakin Dimas pati akan membawa pulang juara pertama untuk smansaka tercinta. Kecerdasan Dimas tidak bisa di pungkiri lagi, karena seantero sekolahpun tidak ada yang sanggup menyaingi juara umum tersebut. Selain pintar, dia juga tampan dan menawan dan wajar saja banyak wanita-wanita yang memperebutkan Dimas termasuk Ninggrat. Aku dan Ninggrat tidak pernah sependapat, dia selalu membenciku karena akulah wanita satu-satunya yang dekat dengan Dimas setelah teman-temannya.
"eh ya gua denger-denger Dimas lagi lomba, kita jahili si keong yuk," ucap farisa teman ningggrat
"ide bagus, enaknya di apain ya,"