"kita sama-sama sering di tinggalkan oleh ayah, ayahku seorang pelayar, enam bulan sekali baru pulang,'
Entah apa yang terjadi., mata dimas berkaca-kaca. Aku hanya bisa terdiam tidak tahu apa yang harus aku tanya dan aku katakana. Selang bebrapa menit, dimaas berpamitan kepada ibu untuk bergegas pulang karena hujan juga sudah reda
"tante terimakasih ya, aku pamitan pulang,"
"tante yang terimakasih kamu sudah mengantarkan anak tante pulang nak,"
Aku dan ibu menganter dimas ke depan pintu gerbang, hingga motor dimas tidak terlihat lagii barulah aku dan ibu masuk kedalam rumah. Ketika aku sedang membereskan gelas dan piring di ruang tamu, terdengar bunyi suara mobil bang Anton. aku bergegas untuk membukakan pintu gerbang.
"duhhh boahh kamu kemana aja abang jemput ternyata ada di rumah,"
'iya maaf bang aku tadi di antar teman pulang,"
"Kenapa gak nelpon sih?,"
"heheee maafin, hp aku mati lawbet,"
"ahhh boah kebiasaan,"
Bang anton rupanya tidak mau ambil pusing, dia segera pergi ke kamarnya untuk bergegas mandi karena hari sudah mulai sore. Ketika tiba makan malam bersama, bang Anton kembali membahas tentang remaja yang mengantarku pulang.