INGATAN DUKA
Aku tak bisa menerka keberartian diriku. duka bukan saja asing, tetapi memedihkan. Sudah berapa banyak kubuat, aku tak tahu. Berartikah? Waktu tak pernah selesai, tetapi masih saja aku terburu – buru. Berapa liter oksigen harus kuhirup setiap hari, biar hidup jadi lapang? Atom – atom tubuhku tumbuh pesat, bertabrakan melinukkan. Kemana hati akan bertempat sejak plasma darah tak lagi bergerak aku lemas, dan waktu padahal tak pernah selesai melonggarkan ruang, menyempatkan burung – burung berkepakan, kawin, beranak pinak.
Bukankah memang begitu, hidup sejak semula adalah kelelahan dan putus asa. Seperti Chairil menegaskan, hidup sekedar menunda kekalahan. Kuterima itu sebelum aku mabuk dengan keyakinan bahwa hidup dapat terpegang dengan jelas. Kuterima hidup yang akan berulang, kembali seperti sedia kala, sama dan sama lagi. Kuterima hidup yang Cuma mondar – mandir, melingkar kembali dan kembali, begitu dan begitu saja. Kuterima hidup sebagai ruang angkasa yang tak terjelajahi dan yang tak pernah tersentuh oleh ilmu pengetahuan manapun, sampai kapanpun, tak akan pernah kumengerti. Lalu kucoretkan kata – kata setiap resah datang menyergap. Kucegah datangnya duka dengan persuasi terhadap diri. Kubujuk benakku untuk percaya bahwa resah dan duka –lara akan berhenti punya makna jika mencegahnya dengan makna –makna lain. Kucegah remuknya diriku dengan bujuk – rayu yang mengundang hasrat. Kucegah hidup jadi telinga dengan gerak – gerik tak beraturan. Kucegah penghianatan dunia dengan ketidaksetiaan pada apa pun. Kucegah harapan palsu dengan pembatalan segala niat. Kucegah semua ketidakmungkinan dengan kemungkinan acak yang tak pernah kubayangkan sekalipun karena sang tangan Tuhan yang mengikuti segala alur cerita hidupku. Mengalir dalam kebingungan, menyanyi dalam kepedihan, dan berlari ke segala arah.
Aku tak bisa tertawa selepas dulu, maka kulepaskan saja kata –kata yang tersusun rapi dalam sebuah karya sederhana. Kuhirup saja udara –udara yang tadinya tak bergerak kemana –mana. Kuabaikan saja segala perkara yang datang yang hanya dengannya ingin melupakan semua kenangan yang telah berlalu pergi teramat lama dan jauh. Masihkah akan lama kebingungan –kebingungan ini membidik waktu yang tepat untuk melepasku dari dunia yang semakin ramai akan ingatan –ingatan manusia yang semakin membuat drama yang cukup apik agar membuat setiap orang terlena di dalamnya.
Ingatan yang tak pernah kuharapkan datang setiap waktu datang bagaikan alarm yang kapan saja bisa membuatku terlelap dalam buaian mimpi yang tak kunjung selesai kisahnya, kapan ingatan ini akan usai dan terlupakan seakan aku muak dengan semuanya. Aku lelah dengan apa yang dihadirkan oleh ingatan tapi aku berpositif terhadap semuanya yang diulang –ulang oleh sebuah ingatan, yaitu semakin menjadi kuat dan sabar menghadapi semuanya.
Karena, semua hal di dunia ini diciptakan oleh Allah Swt. Sesuai dengan takaran masing-masing, termasuk ujian hidup manusia melalui tindakan, atau yang dihadirkan kedalam ingatan. Sehingga, sebenarnya  tak ada manusia yang mendapat ujian terlalu berat. Jika ada seseorang yang merasa ujian hidupnya sangat berat, maka sesungguhnya hal itu hanya anggapannya saja sebagaimana emosinya saat itu. Segala ujian yang Allah Swt. Berikan kepada hamba-Nya pasti bisa dilalui. Dengan kesabaran, ketabahan, serta ikhtiar, setiap orang tentu saja mampu melalui ujian hidupnya.
Setiap ujian merupakan bagian dari sistem kehidupan. Tidak ada seorang pun yang bebas dari ujian Allah Swt. Bahkan seseorang yang benar-benar beriman dan dekat kepada-Nya pun tidak luput dari ujian. Ujian bukanlah hal yang buruk dengannya kita sampai berputus asa, jangan sampai hal seperti itu terjadi berfikirlah yang positif karena disetiap ujian hidup menyimpan kebaikan-kebaikan yang membuat kita semakin dekat dengan-Nya.
Bermesra Dengan Musibah
Hidup berputar seperti roda. Setiap sisi merasakan keadaan di bawah dan di atas secara bergantian dan terus-menerus. Maka dari itu, kita harus menyadari bahwa hidup tidak hanya berkenan dengan kebahagiaan, melainkan juga kesedihan. Pertanyaannya, saat kesedihan datang secara tiba-tiba, apakah kita siap menghadapinya? Padahal, setiap orang tentu berharap agar hidupnya jauh dari kesedihan, bahkan memohon agar kesedihan tidak pernah datang dalam hidupnya.
Kesedihan adalah bagian dari kehidupan. Tidak ada orang yang dalam kehidupannya tidak diterpa oleh kesedihan. Semua orang, termasuk kita, pasti mendapat kesedihan. Tentu saja, dengan macam dan ukuran yang berbeda-beda yang hanya diketahui oleh Allah Swt. Siapa pun bisa tertimpa kesedihan, baik karena musibah maupun hal lainnya. Bahkan, kesedihan datang secara tak terduga dan berbatas. Kesedihan juga bisa datang secara bertubi-tubi maupun dalam jeda waktu tertentu.
Sifat kesedihan yang datang secara tak terduga mengharuskan kita untuk selalu siap sedia. Kesiapan tersebut mencakup kesiapan mental maupun spiritual. Sebab, taka da bekal yang paling tepat untuk bisa menghadapi kesedihan selain dua hal tersebut.