Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Doaku masih sama seperti tahun lalu semoga Tuhan, selalu melindungimu disetiap pijakan dan semoga Tuhan selalu menyertaimu disetiap kebahagiaan. (Dariku) doa yang telah lalu.

Yang mendoakanmu, memang bukan hanya aku. Tetapi yang tetap mendoakanmu saat tau kamu mendoakan orang lain “mungkin hanya aku”. (hanya aku) kebodohan kemarin.

 Lucu ya…. Aku yang membantumu berdiri, tetapi orang lain yang kau ajak berjalan (selucu itu) 

Tak ada hal yang lebih menyedihkan daripada, pendoa yang menyerah terhadap doanya (menyerah) iya itu aku saat ini.

 Bermunajat kepada Allah meski hanya beberapa detik, memberi saya kekuatan besar tak ternilai. Saya menemukan kekuatan ini kala saya perlukan dalam menghadapi berbagai musibah dan mara bahaya, kala  menapaki tangga kehidupan normal, kala kesempatan bahagia dan kenyamanan datang menghampiri, lalu tiba –tiba kesepian nan mematahkan karena rasa takut atau memori lalu menyerang dan mengotori kebahagiaan. Saat itu, saya merasa Rabb memberikan perlindungan, keridhaan, dan kasih sayang, memberi saya kesempatan demi kesempatan, hingga saya menjadi orang bahagia.

 Kala kita memutuskan untuk menjadi orang bahagia, angin topan nan berlawanan takkan mampu menghapus putusan kita, meski sekencang apapun.. untuk itu mari kita membuat keputusan, dan mari kita mati –matian membela keputusan itu.

 Kala bahagia meluap menyelimuti ruh dan menjadi teman abadi kita, segala sesuatu akan terlihat indah dan menawan, meski sebenarnya tidak seperti itu. Lantas bagaimana kiranya jika memang benar –benar indah.

 Saat –saat hidup yang paling indah adalah saat –saat yang tak bisa diungkapkan seseorang atau tidak ingin diungkapkan. Ibadah, kondisi ruhani kala hanya berdua dengan Rabb, kebahagiaan, dan perasaan kala berduaan dengan orang tercinta. Dan sejarah paling indah adalah yang tertulis didalam hati dengan bahasa perasaan.

 Ketika saya bilang pada anda, “Saya mencintai Anda,” jangan sampai anda mengira bahwa yang saya maksudkan adalah orang lain, sehingga kata –kata indah ini menjadi hampa tanpa makna… saya mencintai anda.

 Mentari laksana orang –orang tercinta, jika mereka pergi tanpa pamit. Kala pergi, segala sesuatunya terasa gelap.

 Seberapa besar Anda memberikan Cinta pada orang lain, seperti itulah hati Anda akan semakin lapang, ruhani Anda akan kian luhur, perasaan Anda akan semakin lembut, dan Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dan kesuksesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun