Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Segalanya mendadak tampak begitu nyata.

Segalanya : kematian mbak Ava, kematian mas Erwin…. Bahkan juga rasa nyeri yang kupendam dalam-dalam dan tak kuizinkan bergolak dalam hatiku, karena aku takut daya rusaknya akan menghancurkanku selamanya.

Lalu air mataku mulai mengalir.

Perlahan sekali aku mendekati mas Yusa, menenggelamkan diri dalam pelukannya, menangis bersamanya….. di satukan oleh duka.

Setelah selama bertahun-tahun bertanya-tanya apa hikmah yang tersimpan di balik meninggalnya mbak Ava, akhirnya aku merasa tahu bahwa itulah cara Allah mempersiapkanku untuk menghadapi kehilangan lain yang lebih menyakitkan, kehilangan yang jauh lebih meluluhlantakkan….

Sudah dua tahun berlalu, tapi aku masih merasa kehilangan. Rasanya seolah ada organ penting dalam tubuhku yang ikut mati bersama kematian lelaki yang kucintai…. Menysakan lubang raksasa yang hampa. Kadang-kadang aku terbangun di malam buta dan bertanya-tanya dalam kegelapan, sampai kapan kekosongan ini harus kutanggung.

Apakah selamanya?

Dan kalau memang begitu, selama apakah selamanya itu?

Ujian Hati

Sebentar lagi liburan panjang akan datang, liburan kali ini aku dan keluargaku akan pergi ke kampung halaman Bondowoso, sebentar lagi pulang, maka aku harus bersiap, karena hanya menghitung hari, aku berada di kota ini kota yang sangat indah dan penuh sejarah, ya.. kota Jogjakarta, sudah setahun keluargaku tinggal menetap disini karena pekerjaan yang tidak bisa di tinggal dan akhirnya akupun ikut menemani ayah ibu kesini. Liburan panjang kali ini sangatlah istimewa karena keluargaku akan merayakan dan melaksanakan puasa ramadhan di tempat kelahiranku kota Bondowoso.

   Ketika mataku beredar melihat ke sekeliling ruangan pandanganku tertubruk pada kertas yang penuh tanggal yang tergantung di dinding kamarku kulihat deretan angka yang telah lama kulingkari dengan spidol merah. Ternyata itu tanggal bulan juni dan terdapat keterangan yang sangat menegejutkanku pada salah satu angka “eh, ramadhan sudah di depan mata..” “ramadhan akan hadir dan di dalamnya terdapat malam yang sangat mulia yaitu malam lailatul qadar, siapun ingin mendapatkannya, tapi malam lailatul qadar ini bukan undian.! Ia tidak begitu turun langsung “tuuuiiiiingg” lalu ada suara “ya kamu mendapat malam lailatul qadar.!””( Aku terdiam memikirkan) betapa nikmatnya orang yang mendapatkan malam lailatul qadar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun