Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 6 - 8)

30 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Bolen pisangnya enak Mel?"

"Eh, belum aku makan. Tadi aja hampir ketinggalan, aku sudah ke belakang jadi balik lagi. Tadi belum sempat dimakan, kedai rame banget."

"Oh, kirain pelit ngga mau bagi sama yang lain.." Henry meledekku sambil tertawa kecil.

"Hmm.. Iya juga sih. Kan kamu beliin cuma buat aku. Nanti aku makan sendiri aja di kamar."

"Ih dasar ya.. Pelit.. Hahaha.."

Cukup lama juga kami tidak bercengkrama seperti ini di atas motor, aku jadi mulai canggung lagi padanya. Mungkin, karena sebetulnya aku merasakan sesuatu yang tidak ku pahami terhadap dirinya. Entah apa namanya rasa itu. Aku benar-benar belum mampu memahami sesuatu yang ku rasakan itu.

Langit mulai tertutupi awan mendung lagi ketika kami hampir sampai di depan rumahku. Setelah aku turun di depan pagar rumahku, Henry pun langsung meluncur kembali. Dia pamit padaku untuk langsung pulang saja. Hmm.. Baguslah tidak usah mampir, nanti Mama malah heboh lagi. Aku melangkah santai menuju ke dalam rumah. Tumben pintunya sudah ditutup, biasanya jam segini Mama masih membuka pintu.

Aku coba membuka pintu sendiri, namun pintunya dikunci. Baru mau diketuk, Mama sudah membukanya duluan dari dalam. "Dor!" katanya.

Aku langsung mencium tangan Mama lalu masuk ke dalam. "Tumben sudah tutup pintu jam segini?"

"Kirain tadi mau hujan gede, Terus Mama mau ke kamar mandi, jadi dikunci pintunya."

Setelah mendengar penjelasan Mama, aku bergegas masuk ke kamar. Ku tinggalkan Mama yang sedang duduk di ruang tamu sambil memandangi layar ponselnya. Terpikirkan olehku, besok pergi ke acara Faris mau pakai baju yang mana ya..? Sehabis mandi, aku langsung mengobrak-abrik isi lemariku. Hmm.. Tapi aku tidak seberantakan itu, aku mengeluarkan satu per satu pakaian bagus dari dalam lemari, yang dilipat, yang digantung. Aku meletakkan semuanya di atas tempat tidurku. Kemudian aku mulai memilihnya dengan cermat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun