Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 6 - 8)

30 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Hmm.. Ya sudah Mel, makasih ya kamu sudah mau berbagi sama Saya. Maaf banget ya, Mel.."

Kami pun kembali pada posisi kami masing-masing. Masih sekitar satu setengah jam lagi waktuku untuk pulang ke rumah. Sedang Mba Lidya telah kembali ke atas, ke ruang kerjanya. Aku merasa lega telah menjelaskan padanya panjang lebar tentang yang sebenarnya. Kenyataan yang belum diketahui olehnya selama ini. Sesuatu yang telah membuatnya penasaran selama ini telah terjawab olehku.

Sepuluh menit kemudian Mba Lidya terlihat menuruni anak tangga dengan membawa tas tangan abu-abu yang dijinjing olehnya di tangan kiri. Sambil berlalu menuju pintu depan kedai, dia berpamitan pada kami semua hendak meninggalkan kedai lebih dulu. Tiba-tiba hujan turun lagi, dari dalam kedai tampak Mba Lidya menutupi kepalanya dengan tangan sebelah kanannya berlari dari ujung teras kedai menuju mobil yang diparkirkannya di area depan kedai kami.

Ah.. Aku ingat pernah meningalkan jas hujan di dalam lokerku. Agar yakin, sebaiknya aku mengeceknya lebih dulu ke ruang belakang.

Syukurlah, jas hujan warna marun model daster itu masih ada dalam lokerku. Meski terlihat tipis namun lumayan untukku kenakan jika nanti masih hujan saat waktunya aku harus pulang.

Hujan di luar masih cukup deras, sepertinya sudah tidak akan ada lagi pelanggan yang mampir selarut ini. Sambil menunggu waktu, aku, Dion dan Mutia mengobrol tentang banyak hal. Membicarakan tentang masa sekolah kami masing-masing hingga kebiasaan-kebiasaan kami di rumah. Riuh tawa beradu dengan suara desiran hujan memecah keheningan dalam kedai kami.

Tersisa waktu lima belas menit, aku menelpon Pak Iwan memastikan keberadaan dirinya saat ini. Menurutnya, sekarang posisinya berada sudah tidak jauh lagi dari kedai, mungkin sekitar lima atau sepuluh menit lagi dia akan sampai disini. Aku dan yang lainnya bersiap-siap menutup operasional kedai hari ini.

Dengan teliti, aku membaca ulang laporan harian hari ini. Tampilan pada layar monitor menunjukkan laporan sedang diproses oleh system untuk closing. Aku merasa loadingnya lebih lambat dari sebelumnya, aku protes menggerutu, mengeluhkan jalannya system yang sangat lamban.

"Ini kenapa sih? Lama banget jalannya.."

Dion menyahuti gerutuanku dari kejauhan, "Kan hujan Mel, internetnya jadi goyang."

"Apanya goyang sih Yon? System kita kan ngga pake internet segala."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun