Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 6 - 8)

30 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Mutia yang sedang membaca laporan persediaan snack, hanya tertawa lirih mendengar percakapanku dan Rena.

Kini sudah pukul setengah empat sore, aku dan Faris sedang sibuk-sibuknya menyiapkan pesanan pelanggan yang belum usai sejak pukul setengah tiga tadi. Hari ini kedai cukup ramai. Ada kelompok tim olah raga yang merayakan kemenangan mereka dengan mengopi bersama di sini. Tiga orang mahasiswa yang sedang kerja kelompok di ujung sana, juga terlihat masih betah berlama-lama di sini.

"Mel, kalau mau balik ngga apa-apa, sebentar lagi jam empat." ucap Faris padaku.

"Oh.. Iya Ris ngga apa-apa, gue santai kok ngga buru-buru. Ini biar gue selesaian dulu kapucino sama matchanya."

Aku menyelesaikan sisa tugas hari ini dari pelanggan yang terakhir memesan padaku. Faris meminta kami bertukar posisi, saling bergeser agar Faris yang berdiri lebih ke depan sehingga jika ada pelanggan yang baru datang akan memesan langsung pada Faris.

Usai sudah pekerjaanku hari ini. Aku berpamitan pada Faris hendak melangkah ke ruang belakang. Aku masih mengenakan celemek hijauku, menjatuhkan diri di kursi kayu dekat meja peralatan. Aku merogoh ponselku dari saku celemek dan menariknya keluar. Ku letakkan ponselku di meja peralatan.

Aku bangkit berdiri dari kursi kayu itu, melepas celemek dan membopongnya sambil berjalan ke arah pintu samping. Aku membuka pintu itu cukup lebar agar udara sore bebas keluar masuk ruangan ini. Aku melipat celemek hijauku sambil berdiri di depan pintu loker milikku. Kemudian menyimpannya di dalam sana setelah ku lipat rapi.

Seperti biasanya, waktu lima puluh menit menunggu kepulangan Henry aku isi dengan mendengarkan lagu-lagu yang ku putar lewat mp3 dalam ponselku. Sambil menikmati rayuan angin sore. Tampak cuaca di luar telah normal kembali setelah hujan yang cukup deras mengguyur tadi pagi.

"Mel, belum balik?" Mutia muncul dari arah depan dan menyapaku yang sedang duduk selonjoran dekat pintu.

Aku menggeleng dan tersenyum, "Nunggu Henry."

"Oh.. Aku duluan ya Mel.."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun